Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore, hadir dan berbicara di Paviliun Indonesia, dalam rangkaian acara Conference of the Parties (COP ke 23) UNFCCC, di Bonn, Jerman (10/11). COP adalah sebuah konferensi global tentang perubahan iklah lim, dan tahun ini diselenggarakan di Kota Bonn, Jerman 6 -18 November 2017.
Dalam kesempatan tersebut, Al Gore manyampaikan apresiasi pada Climate Reality Project Indonesia, yang telah menyelenggarakan Youth for Climate Camp bagi pemuda Indonesia, dan saat ini telah memiliki lebih dari 2000 alumni. Al Gore juga mendorong dukungan internasional untuk program ini kedepan.
Al Gore yang kini dikenal sebagai aktivis perubahan iklim telah berupaya mengkomunikasikan perubahan iklim,lewat berbagai cara dan forum. Salah satu cara yang diambilnya adalah lewat film An Inconvenient Truth yang diproduksi tahun 2006, dan The Inconvenient Sequel: Truth to Power, yang diluncurkan tahun ini.
Pada film An Inconvenient Truth yang pertama, Al Gore mencoba meningkatkan kesadaran masyarakat dunia mengenai adanya perubahan iklim dan kebutuhan untuk melakukan tindakan. Sedangkan pada An Inconvenient Sequel; Truth to Power, Al Gore membawa harapan baru bahwa kemajuan teknologi dapat menjadi solusi untuk menjawab tantangan dalam pengendalian perubahan iklim. Film kedua ini, kini tengah gencar diputar di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Perubahan iklim adalah tantangan utama yang dihadapi masyarakat, Al Gore memilih film sebagai salah satu media komunikasi,karena mengkomunikasikan penyebab dan dampak perubahan iklim serta solusi yang dapat dilakukan oleh masyarakat, bukanlah hal yang mudah.komunikator perubahan iklim membutuhkan pesan sederhana dengan dasar ilmiah yang baik, gambar yang menarik, serta perhatian dan data yang akurat.
Penasihat Senior Perubahan Iklim untuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Nurmala Kartini Sjahrir, menyampaikan beberapa rencana dari The Climate Reality Project Indonesia untuk mendukung film tersebut.
“Di Indonesia, untuk pemutaran film An Inconvenient Sequel: Truth to Power bekerja sama dengan sektor swasta, LSM, dan universitas. Ditargetkan dalam 6 bulan ke depan bisa menjangkau 10.000 penonton di kota-kota besar di seluruh Indonesia”, ujar Kartini.
Manager The Climate Reality Project Indonesia, Amanda Katili Niode menambahkan “Saya berharap melalui rangkaian pemutaran ini, kita bisa mendorong masyarakat untuk bertindak sesuai kemampuannya, untuk mengendalikan perubahan iklim".
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Nur Masripatin, menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen terhadap pengendalian perubahan iklim dan salah satu cara yang efektif adalah melalui kegiatan penyadaran masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Al Gore manyampaikan apresiasi pada Climate Reality Project Indonesia, yang telah menyelenggarakan Youth for Climate Camp bagi pemuda Indonesia, dan saat ini telah memiliki lebih dari 2000 alumni. Al Gore juga mendorong dukungan internasional untuk program ini kedepan.
Al Gore yang kini dikenal sebagai aktivis perubahan iklim telah berupaya mengkomunikasikan perubahan iklim,lewat berbagai cara dan forum. Salah satu cara yang diambilnya adalah lewat film An Inconvenient Truth yang diproduksi tahun 2006, dan The Inconvenient Sequel: Truth to Power, yang diluncurkan tahun ini.
Pada film An Inconvenient Truth yang pertama, Al Gore mencoba meningkatkan kesadaran masyarakat dunia mengenai adanya perubahan iklim dan kebutuhan untuk melakukan tindakan. Sedangkan pada An Inconvenient Sequel; Truth to Power, Al Gore membawa harapan baru bahwa kemajuan teknologi dapat menjadi solusi untuk menjawab tantangan dalam pengendalian perubahan iklim. Film kedua ini, kini tengah gencar diputar di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Perubahan iklim adalah tantangan utama yang dihadapi masyarakat, Al Gore memilih film sebagai salah satu media komunikasi,karena mengkomunikasikan penyebab dan dampak perubahan iklim serta solusi yang dapat dilakukan oleh masyarakat, bukanlah hal yang mudah.komunikator perubahan iklim membutuhkan pesan sederhana dengan dasar ilmiah yang baik, gambar yang menarik, serta perhatian dan data yang akurat.
Penasihat Senior Perubahan Iklim untuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Nurmala Kartini Sjahrir, menyampaikan beberapa rencana dari The Climate Reality Project Indonesia untuk mendukung film tersebut.
“Di Indonesia, untuk pemutaran film An Inconvenient Sequel: Truth to Power bekerja sama dengan sektor swasta, LSM, dan universitas. Ditargetkan dalam 6 bulan ke depan bisa menjangkau 10.000 penonton di kota-kota besar di seluruh Indonesia”, ujar Kartini.
Manager The Climate Reality Project Indonesia, Amanda Katili Niode menambahkan “Saya berharap melalui rangkaian pemutaran ini, kita bisa mendorong masyarakat untuk bertindak sesuai kemampuannya, untuk mengendalikan perubahan iklim".
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Nur Masripatin, menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen terhadap pengendalian perubahan iklim dan salah satu cara yang efektif adalah melalui kegiatan penyadaran masyarakat.