
Pemenang Lomba Instagram Hari Bumi 2020
Hari Bumi yang dirayakan setiap 22 April secara global diikuti oleh sekitar satu milyar penduduk dunia melalui kegiatan kampanye lingkungan, demo terhadap pencemaran, menanam pohon, bersih-bersih kota, dan menetapkan komitmen untuk menjaga bumi.
Karena adanya pandemi COVID-19, maka peringatan setengah abad Hari Bumi tahun ini, dengan tema “Aksi Iklim,” dirayakan secara digital. Jutaan orang di seluruh dunia bergabung online untuk ikut dalam berbagai kegiatan seperti mengajar, menonton pagelaran musik, dan banyak lagi.
Namun, perlu diperhatikan, bahwa tidak semua yang berminat untuk juga menjaga bumi memiliki akses terhadap internet dengan waktu tidak terbatas, dengan kecepatan yang cukup tinggi.
KRISIS IKLIM
Planet Bumi memang sedang mengalami krisis lingkungan karena polah manusia. Polusi karbon di udara, yaitu gas-gas rumah kaca akibat penggunaan bahan bakar fosil serta perubahan tata guna lahan, menambah energi matahari yang terperangkap di atmosfer.
Iklim global, yaitu statistik cuaca dalam jangka panjang, bervariasi secara alami. Tanpa pengaruh manusia, Bumi memiliki siklus natural yang menggerakkan iklim. Faktor utama yang berkontribusi terhadap perubahan iklim alami ditentukan oleh orbit Bumi mengelilingi matahari, output energi dari matahari, siklus pendinginan dan pemanasan alami lautan, dan variabilitas konstan dalam aktivitas vulkanik
Disamping perubahan iklim secara alami, ada juga perubahan iklim antropogenik, yaitu yang diperparah oleh ulah manusia. Kegiatan manusia yang berlebihan seperti penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan tata guna lahan baik pertanian maupun karena deforestasi, serta bermacam pencemaran, menyebabkan emisi gas rumah kaca, yaitu pengeluaran karbon dioksida yang memerangkap panas.
Emisi gas rumah kaca meningkatkan suhu atmosfer, yang kemudian meningkatkan penguapan air tanah yang mengakibatkan kekeringan, kebakaran hutan dan gelombang panas di tempat-tempat yang biasanya kering, atau hujan besar dan banjir di daerah yang umumnya basah.
Di lautan, air yang lebih hangat juga menguap lebih cepat, meningkatkan kecepatan angin dan hujan badai, yang lonjakannya dapat diperburuk oleh kenaikan permukaan laut.
Beberapa bukti nyata yang terjadi dari perubahan iklim antropogenik adalah kenaikan permukaan laut secara keseluruhan, kenaikan suhu, lapisan es dan gletser yang mencair, peningkatan kejadian ekstrem seperti badai yang semakin kuat dan pengasaman laut.
Krisis iklim adalah permasalahan global karena emisi gas rumah kaca dari berbagai Negara di dunia akan mempengaruhi atmosfer bumi. Karenanya untuk menyikapi perubahan iklim diperlukan mobilisasi sumber daya secara global pula melalui mitigasi dan adaptasi.
Mitigasi adalah upaya memperlambat proses perubahan iklim dengan mengurangi level gas-gas rumah kaca di atmosfera dari kegiatan manusia. Sedangkan adaptasi merupakan cara melindungi manusia dan ruang dengan mengurangi kerentanan terhadap dampak iklim dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim global.
LOMBA INSTAGRAM
Para peneliti mengatakan bahwa debat publik tentang perubahan iklim, seperti juga hampir semua permasalahan lingkungan, tidak lagi fokus pada karbon dioksida dan model iklim, namun lebih kepada nilai-nilai, budaya, pandangan dunia, dan ideologi.
Semakin besar upaya untuk menyajikan data canggih tentang perubahan iklim, tanpa memperhatikan nilai-nilai yang mengancam perubahan iklim, semakin besar pula resistensi yang ada pada konsensus sosial tentang permasalahan global ini.
Karenanya, ada seruan untuk membingkai ulang diskusi tentang krisis iklim bersamaan dengan solusinya, sehingga orang lebih terinspirasi untuk bertindak menyikapinya..
Untuk berkomunikasi dan meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap persoalan lingkungan, khususnya krisis iklim, Instagram merupakan sarana yang paling popular di antara berbagai platform media sosial, terutama jika ingin menampilkan gambar-gambar. A picture is worth a thousand words – sebuah gambar bernilai ribuan kata.
The Climate Reality Project Indonesia berinisiatif untuk menyelenggarakan peringatan Hari Bumi 2020 dengan melaksanakan acara Lomba Instagram untuk Netizen lewat tema “Jaga Bumi #DirumahSaja”. Lomba ini diharapkan memberikan kontribusi inspirasi positif bagi masyarakat tentang upaya-upaya ringan, bersahaja, namun kreatif dalam menjaga kelestarian bumi dengan #dirumahsaja selama masa pandemi Covid-19. Berbagai upaya tersebut, baik berbasis internet maupun tidak, harus dapat maupun akan dilakukan oleh peserta.
Lomba Instagram kemudian dilaksanakan pada periode 16-22 April 2020 dengan mengundang netizen untuk unggah foto atau desain grafis ke akun Instagram masing-masing dengan menyertakan narasi maksimal 200 kata, yang sesuai dengan tema yang ditetapkan, yaitu aktiivitas Jaga Bumi yang juga dapat dan akan dilakukan peserta #DiRumahSaja.
PEMENANG LOMBA
Climate Reality Indonesia mendapatkan banyak konten menarik dan bermanfaat untuk “Jaga Bumi #DiRumahSaja” yang diunggah di Instagram dalam rangka #HariBumi2020. Untuk itu, @climaterealityina menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi untuk #jagabumi bersama #CRIndonesia2020.
Kesesuaian tema, originalitas/ide tulisan, gaya bahasa, dan penulisan menjadi pertimbangan utama dalam penilaian.
Setelah melakukan seleksi terhadap lebih dari 300 posts yang memenuhi syarat dan ketentuan, tim juri memilih 3 pemenang dari seluruh posting terbaik, sebagai berikut:
Juara 1 :
@feryarifian
https://www.instagram.com/p/B_Jf39IFJaK/
Juara 2 :
@scoty_and
https://www.instagram.com/p/B_SKOr3FQcR/
Juara 3 :
@setianingsih_sumaryo
https://www.instagram.com/p/B_ShNXkAHUc/
Selamat kepada para pemenang !
Bagi yang belum beruntung jangan berkecil hati karena semua ide yang disampaikan merupakan penyemangat bagi masyarakat untuk jaga bumi. Karena kalau bukan kita yang memberi motivasi, siapa lagi ... dan kalau bukan sekarang kapan lagi?
Para pemenang dapat mengirimkan Direct Message kepada akun instagram @climaterealityina atau email: Indonesia@climatereality.com untuk pengiriman hadiah
Climate Reality Indonesia
24 April 2020.
Pemenang Lomba Instagram Hari Bumi 2020
Hari Bumi yang dirayakan setiap 22 April secara global diikuti oleh sekitar satu milyar penduduk dunia melalui kegiatan kampanye lingkungan, demo terhadap pencemaran, menanam pohon, bersih-bersih kota, dan menetapkan komitmen untuk menjaga bumi.
Karena adanya pandemi COVID-19, maka peringatan setengah abad Hari Bumi tahun ini, dengan tema “Aksi Iklim,” dirayakan secara digital. Jutaan orang di seluruh dunia bergabung online untuk ikut dalam berbagai kegiatan seperti mengajar, menonton pagelaran musik, dan banyak lagi.
Namun, perlu diperhatikan, bahwa tidak semua yang berminat untuk juga menjaga bumi memiliki akses terhadap internet dengan waktu tidak terbatas, dengan kecepatan yang cukup tinggi.
KRISIS IKLIM
Planet Bumi memang sedang mengalami krisis lingkungan karena polah manusia. Polusi karbon di udara, yaitu gas-gas rumah kaca akibat penggunaan bahan bakar fosil serta perubahan tata guna lahan, menambah energi matahari yang terperangkap di atmosfer.
Iklim global, yaitu statistik cuaca dalam jangka panjang, bervariasi secara alami. Tanpa pengaruh manusia, Bumi memiliki siklus natural yang menggerakkan iklim. Faktor utama yang berkontribusi terhadap perubahan iklim alami ditentukan oleh orbit Bumi mengelilingi matahari, output energi dari matahari, siklus pendinginan dan pemanasan alami lautan, dan variabilitas konstan dalam aktivitas vulkanik
Disamping perubahan iklim secara alami, ada juga perubahan iklim antropogenik, yaitu yang diperparah oleh ulah manusia. Kegiatan manusia yang berlebihan seperti penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan tata guna lahan baik pertanian maupun karena deforestasi, serta bermacam pencemaran, menyebabkan emisi gas rumah kaca, yaitu pengeluaran karbon dioksida yang memerangkap panas.
Emisi gas rumah kaca meningkatkan suhu atmosfer, yang kemudian meningkatkan penguapan air tanah yang mengakibatkan kekeringan, kebakaran hutan dan gelombang panas di tempat-tempat yang biasanya kering, atau hujan besar dan banjir di daerah yang umumnya basah.
Di lautan, air yang lebih hangat juga menguap lebih cepat, meningkatkan kecepatan angin dan hujan badai, yang lonjakannya dapat diperburuk oleh kenaikan permukaan laut.
Beberapa bukti nyata yang terjadi dari perubahan iklim antropogenik adalah kenaikan permukaan laut secara keseluruhan, kenaikan suhu, lapisan es dan gletser yang mencair, peningkatan kejadian ekstrem seperti badai yang semakin kuat dan pengasaman laut.
Krisis iklim adalah permasalahan global karena emisi gas rumah kaca dari berbagai Negara di dunia akan mempengaruhi atmosfer bumi. Karenanya untuk menyikapi perubahan iklim diperlukan mobilisasi sumber daya secara global pula melalui mitigasi dan adaptasi.
Mitigasi adalah upaya memperlambat proses perubahan iklim dengan mengurangi level gas-gas rumah kaca di atmosfera dari kegiatan manusia. Sedangkan adaptasi merupakan cara melindungi manusia dan ruang dengan mengurangi kerentanan terhadap dampak iklim dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim global.
LOMBA INSTAGRAM
Para peneliti mengatakan bahwa debat publik tentang perubahan iklim, seperti juga hampir semua permasalahan lingkungan, tidak lagi fokus pada karbon dioksida dan model iklim, namun lebih kepada nilai-nilai, budaya, pandangan dunia, dan ideologi.
Semakin besar upaya untuk menyajikan data canggih tentang perubahan iklim, tanpa memperhatikan nilai-nilai yang mengancam perubahan iklim, semakin besar pula resistensi yang ada pada konsensus sosial tentang permasalahan global ini.
Karenanya, ada seruan untuk membingkai ulang diskusi tentang krisis iklim bersamaan dengan solusinya, sehingga orang lebih terinspirasi untuk bertindak menyikapinya..
Untuk berkomunikasi dan meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap persoalan lingkungan, khususnya krisis iklim, Instagram merupakan sarana yang paling popular di antara berbagai platform media sosial, terutama jika ingin menampilkan gambar-gambar. A picture is worth a thousand words – sebuah gambar bernilai ribuan kata.
The Climate Reality Project Indonesia berinisiatif untuk menyelenggarakan peringatan Hari Bumi 2020 dengan melaksanakan acara Lomba Instagram untuk Netizen lewat tema “Jaga Bumi #DirumahSaja”. Lomba ini diharapkan memberikan kontribusi inspirasi positif bagi masyarakat tentang upaya-upaya ringan, bersahaja, namun kreatif dalam menjaga kelestarian bumi dengan #dirumahsaja selama masa pandemi Covid-19. Berbagai upaya tersebut, baik berbasis internet maupun tidak, harus dapat maupun akan dilakukan oleh peserta.
Lomba Instagram kemudian dilaksanakan pada periode 16-22 April 2020 dengan mengundang netizen untuk unggah foto atau desain grafis ke akun Instagram masing-masing dengan menyertakan narasi maksimal 200 kata, yang sesuai dengan tema yang ditetapkan, yaitu aktiivitas Jaga Bumi yang juga dapat dan akan dilakukan peserta #DiRumahSaja.
PEMENANG LOMBA
Climate Reality Indonesia mendapatkan banyak konten menarik dan bermanfaat untuk “Jaga Bumi #DiRumahSaja” yang diunggah di Instagram dalam rangka #HariBumi2020. Untuk itu, @climaterealityina menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi untuk #jagabumi bersama #CRIndonesia2020.
Kesesuaian tema, originalitas/ide tulisan, gaya bahasa, dan penulisan menjadi pertimbangan utama dalam penilaian.
Setelah melakukan seleksi terhadap lebih dari 300 posts yang memenuhi syarat dan ketentuan, tim juri memilih 3 pemenang dari seluruh posting terbaik, sebagai berikut:
Juara 1 :
@feryarifian
https://www.instagram.com/p/B_Jf39IFJaK/
Juara 2 :
@scoty_and
https://www.instagram.com/p/B_SKOr3FQcR/
Juara 3 :
@setianingsih_sumaryo
https://www.instagram.com/p/B_ShNXkAHUc/
Selamat kepada para pemenang !
Bagi yang belum beruntung jangan berkecil hati karena semua ide yang disampaikan merupakan penyemangat bagi masyarakat untuk jaga bumi. Karena kalau bukan kita yang memberi motivasi, siapa lagi ... dan kalau bukan sekarang kapan lagi?
Para pemenang dapat mengirimkan Direct Message kepada akun instagram @climaterealityina atau email: Indonesia@climatereality.com untuk pengiriman hadiah
Climate Reality Indonesia
24 April 2020.